Archive for April 2014
MANUSIA DAN PENDERITAAN
By : Angga Putra
Hallo Blogger :) selamat datang di rumah baru saya .
Pada
kesempatan kali ini saya akan membahas tentang salah satu tokoh dunia yang
menjadi inspirasi saya dan beliau termasuk top 10 orang terkaya dunia dan
menempati peringkat 5 , beliau adalah Larry Ellison sang CEO Oracle. Mungkin beberapa
orang ada yang belum mengetahui siapa sih Larry Ellison itu,dan sebagian besar
orang yang belum mengetahui beliau adalah orang-orang yang tidak berkecimpung
di dunia teknologi.
Lawrence
(Larry) Ellison adalah pendiri Oracle, perusahaan pembuat software terbesar
kedua dunia saat ini. Seperti pengusaha di bidang teknologi informasi lainnya
yang kebanyakan drop-out perguruan tinggi, Larry pun demikian. Ia keluar dari
University of Illinois pada tahun kedua kuliah. Setelah itu ia membangun
kariernya sebagai ahli data system. Ia tertarik mendirikan Oracle pada tahun
1977 setelah terinspirasi dari paper karya Edgar F. Codd mengenai database
system berjudul Relational Model of Data for Large Shared Data Banks.
Berdarah
Yahudi, Lawrence Joseph Ellison lahir pada 17 Agustus 1944 di Bronx, New York.
Ibunya, Florence Spellman, saat itu baru berusia 19 tahun dan belum menikah.
Siapa ayahnya hingga kini masih menjadi misteri. Pada usia 9 bulan, Larry
terkena penyakit pneumonia. Ia lalu diserahkan pada bibinya di Chigago untuk
diadopsi. Ketika pertama kali mengetahui bahwa
kedua orang tuanya bukanlah orang tua kandungnya, Larry merasa hidup terlalu
kejam padanya. Layaknya bocah 12 tahun lainnya, ia menanggapinya dengan
perasaan kecewa yang mendalam. Kehidupannya, yang bisa dibilang jauh dari
memuaskan, membuat jiwa pemberontak tumbuh di dalam dirinya. Larry tidak sadar,
bahwa kerasnya kehidupan yang ia rasakan kelak akan menempanya menjadi salah
satu orang paling sukses didunia.
Lillian
Spellman Ellison dan Louis Ellison adalah nama bibi dan paman Larry yang mengadopsinya ketika dia berumur sembilan
bulan. Lillian adalah istri kedua dari Louis Ellison, seorang Yahudi Rusia yang
telah tiba di Amerika Serikat pada tahun 1905. Ellison tidak bertemu ibu
kandungnya sampai dia berusia 48 tahun. Larry dibesarkan di sebuah apartemen
dengan dua kamar tidur di Chicago Selatan di lingkungan Yahudi kelas menengah.
Larry mengingat ibu angkatnya sebagai pribadi yang hangat dan penuh kasih, berbeda
dengan sifat keras yang dia warisi dari ayah angkatnya, seorang Yahudi Rusia
dari Krimea yang mengadopsi nama Ellison untuk menghormati pulau dimana ia
masuk ke Amerika Serikat, Ellis Island. Louis, ayah angkatnya, adalah seorang
pegawai pemerintah sederhana yang mencari sebuah keberuntungan kecil di Chicago
real estat, hanya untuk menghilangkan selama depresi yang dialaminya.
Larry
Ellison adalah anak yang cerdas. Nilai Matematika dan ilmu pasti di bangku
sekolah dasar selalu A, dia juga termasuk murid yang aktif. Larry lulus dari
Eugene Field Elementary School, Sekolah Dasar di sisi utara Chicago pada bulan
Januari, 1958 dan melanjutkan ke Sullivan High School setidaknya sampai musim
gugur tahun 1959 sebelum pindah ke South Shore. Setelah lulus SMA, Larry
melanjutkan kuliah di fakultas Fisika Universita Illinois, Urbana, Champaign.
Larry mengingat ibu angkatnya sebagai sosok yang hangat dan penuh cinta.
Sebaliknya, ayah angkatnya memiliki sifat yang keras, kurang mendukung dan
tidak ramah. Peruntungan Larry berubah ketika ibu angkatnya meninggal. Selama
ini, ibu angkatnya inilah yang menjadi sandaran ekonomi keluarga mereka.
Akibatnya, Larry terpaksa berhenti kuliah pada akhir tahun kedua masa studinya.
Meski begitu ia sempat menyabet penghargaan sebagai Science Student of The
Year.
Untuk
mempertahankan hidup bersama sang ayah, Larry bekerja serabutan. Sebagian dari
penghasilannya disisihkan karena ia ingin mendaftar ke Universitas Chichago.
Impiannya terwujud, ia kembali ke bangku kuliah. Sayangnya, itu dilakoninya
hanya satu semester. Masalah dana lagi-lagi membelitnya. melihat itu, sang ayah
mencibirnya. “Engkau tidak bisa berbuat apa pun, bahkan untuk dirimu sendiri.
Realistis saja, carilah pekerjaan semampumu.” kata Ellison Senior dengan sinis. Ayahnya yang memang dikenal sebagai
sosok yang kurang mendukung, meyakinkan Larry bahwa ia tidak dapat berbuat
apapun untuk hidupnya. Larry tidak putus asa. Kata-kata ayahnya ini justru
dijadikannya cambuk untuk memilih nasibnya sendiri. Larry ingin memberikan
bukti pada ayahnya bahwa ia bukanlah seperti yang ayahnya kira.
Sebagai
pengganti kuliahnya, Larry memilih mengambil kursus komputer dengan biaya
relative murah. Ia bekerja di departemen store untuk membiayai hidupnya dan
juga kursusnya. Di tempat kursus inilah ia mulai menumbuhkan kecintaannya
terhadap dunia komputer.Setelah selesai kursus, Larry memutuskan pindah ke
Berkeley California. Dengan membawa sedikit uang, hanya cukup untuk membeli
fast food, ia bertekad memperoleh penghidupan yang lebih layak, Bermodalkan
ijasah kursusnya, selama delapan tahun berikutnya Larry terus berpindah-pindah
kerja. Awalnya, ia bekerja sebagai teknisi computer di Firemans Fund. lalu
bekerja di Bank Wells Fargo, juga sebagai teknisi komputer.
Ampex
Hanya,
keahliannya tersebut kurang mendapat penghargaan. Dia tetap dipandang sebagai
seorang teknisi, yang hanya mengerjakan masalah teknis komputer. Akhirnya Larry
memutuskan pindah kerja ke Ampex sebagai programmer. Saat di Ampex, Larry pun
menemukan tulisan Edgar F. Codd, Programmer di perusahaan IBM berjudul “A
Relational Model of Data for Large Shared Data Banks” yang mempresentasikan
Teori Database relasional untuk mengolah data data yang berskala besar. Naluri bisnisnya
tiba-tiba muncul dan terus menggelitik. “Konsep Structured Query Language hasil
pemikiran Codd bisa menjadi sumber uang bila dikembangkan.” begitulah kira-kira
yang ada di benaknya. Larry pun melihat perkembangan teori tersebut dan
implementasi database relasional dalam DB 2. Ia yakin bahwa model relasional
adalah way of the future. Posisinya di Ampex dimanfaatkan untuk
mengimplementasikan Konsep SQL tersebut dalam Sistem Database Server pada
komputer Mainframe dan ia namai dengan nama project Oracle.
Oracle Datacenter
Akhirnya pada 1977 Larry mengajak bos Ampex, Robert Miner
dan rekannya Ed Oates, mendirikan perusahaan Software Development Labs dengan
modal US$ 2.000. Dua tahun kemudian perusahaan ini berganti nama menjadi
Relational Software Incorporation, yahun 1983 namanya di ubah kembali menjadi
Oracle.Klien pertama Oracle adalah Dinas Intelijen Amerika Serikat, CIA
(Central Intelligence Agency), kesempatan ini dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya oleh Larry dan kawan-kawan. “CIA adalah pelanggan kami di
Oracle. Kami pun sangat serius mengerjakan proyek,” kata Larry saat itu.
Baginya proyek itu merupakan pertaruhan reputasi perusahaan, sekaligus pembuka
jalan menjadi perusahaan software terkemuka. CIA pun mengaku puas dengan hasil
kerja Oracle. Setelah CIA, mulailah berdatangan sejumlah perusahaan besar lain
untuk mendapat layanan Oracle seperti Wright Patterson Air Force Base, IBM.
Oracle Headquaters
Tercatat,
Larry pernah menduduki jabatan direktur di Apple Computer Incorporation, karena
dia memiliki saham dengan jumlah signifikan di perusahaan tersebut. Dengan
kejelian dan kepiawaiannya dia mampu membawa Oracle menjadi perusahaan software
terbesar kedua setelah Microsoft.Bersamaan dengan bertambahnya pundi-pundi uang
itu, aset Larry pun semakin membumbung. Beberapa kapal pesiar mewah dan pesawat
juga terdaftar dalam daftar kekayaannya.
Dari
kisah Larry diatas ada beberapa hal yang dapat bermanfaat untuk kita
semua.Larry merupakan siswa dropout dari 2 universitas di Amerika,dia pun
sering mendapat cibiran dari ayah angkatnya sendiri yang tidak mendukung Larry
dalam hal apapun. Namun hal itulah yang menjadi kunci kesuksesan Larry, hal itu
di anggap Larry sebagai cambukan agar ia menjadi lebih baik dari
sebelumnya.Larry merupakan seseorang yang sangat totalitas dapat dilihat dari
sifatnya yang tidak pernah putus aja dan juga selalu mengerjakan sesuatu dengan
teliti dan berhati-hati.
Tag :
Ilmu Budaya Dasar,